Rabu, 10 Desember 2014

Cerpen Kopi sidomukti


Sore hari ku duduk dipelataran rumah didesa, disalah satu kota yang miskin dan kumuh. Pemilik rumah yang bernama agil membawakanku secangkir kopi hitam tanpa gula. Kutatap tumpukan sampah dan mulai menyerutup kopi buatan agil, lalu terlintas diotak ku sepercik keraguan. "Gil, dengan gaya parlente dan wajah berkarisma sepertimu, saya heran mengapa kamu tinggal didesa penuh sampah ini. Setahuku, orang tuamu pengusaha yang cukup dipandang dikota" . Agil meletakan rokok dimulutnya lalu membakarnya. setelah isepan pertama ia membuang asap dan berkata "Coba perhatikan tempat sampah itu li, paling lama setengah jam lagi bakal tau jawabannya sendiri" lalu ia kembali menghisap kelintingan tembakaunya. Sekitar 25 menit yaitu ketika hanya tersisa ampas dicangkirku, seorang anak kecil dan orang tua dengan karung dipunggungnya mulai memilah-milah tumpukan sampah didepan mereka. Sang anak tiba-tiba tersenyum gembira dan berteriak kegirangan. Kumelihat ia mengangkat sehelai baju bekas yang masih terlihat bagus,dan seukuran dengannya. Ku menghela nafas panjang lalu ku bergumam "kasihan anak kecil itu, hanya...". Gumamanku terputus ketika agil memegang pundakku. Aku tersentak melihatnya menangis. Dia membuang rokoknya lalu berkata "bukan itu li yang kumaksud. Aku tinggal disini bukan untuk mengasihani anak itu. Aku kesini hanya ingin belajar dari mereka tentang arti kebahagiaan. Kebahagiaan bukan kemewahan,bukan rumahku,bukan ilmu yang banyak,bukan baju dan mobil yang kugunakan. Ia mengajarkanku arti syukur dan kepuasan. Merasa cukup dan bersyukur atas apa yang kita miliki adalah kebahagiaan. Ia bisa tersenyum hanya dengan mendapatkan baju bekas yang telah menjadi sampah, tapi ayahku bahkan marah ketika kemeja 600ribunya agak sedikit kusut". Air mata membasahi kedua pipiku tanpa bisa berkata apa-apa. Kuambil cangkirku untuk membuat kopi kedua disore hari ini. Tuhan tak sia sia menciptakan kopi untuk mengobrol dengan sahabatku ini. Hmmm... kopi sidomukti mereknya.
9desember 2014. 23:37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar